According to the opinion of my friend who has ever been in a lot of countries to perform his music, Indonesia has a great talent in music, compare to some of the countries around the world. Since I really love this field (i.e. music), and I’ve ever performed as a pianist in some local jazz concerts, or involved in an electone competition when I was in Bandung and Jakarta, I really wanted to make a comparison regarding this matter with that country..
Waktu malem minggu, karena sudah keok berjalan-jalan dari satu mall ke mall yang lain, maka saya memutuskan untuk duduk disebuah bangku di pinggir trotoar, dibawah pohon yang rindang. Walau pun waktu sudah menunjukkan pukul 23.30, saya masih belum mo beranjak menuju ke penginapan. Terlebih juga masih banyak orang-orang yang duduk-duduk di pinggir trotoar tersebut. Ternyata, didekat situ ada live performance, tepatnya suatu grup band yang memainkan lagu jazz standar. All the performers were male. Ditilik dari usianya, mungkin sekitar 25-40 tahunan.. dan formatnya seluruhnya elektrik (kecuali drum dan perkusi), yakni piano, bass, gitar dan seorang vokalis.
Aha! Waktu yang tepat nih. Coba, sebagus apa sih band ini? Kalo dibandingin sama band saya atau band temen-temen saya yang di Bandung, kira-kira hebatan mana ya? Maka saya dengarkan baik-baik permainan mereka. Lagu-lagu seperti ”I Love You for A Sentimental Reasons”, ”One Note Samba”, ”Taking A Chance of Love” pun mereka mainkan dengan rapih. Saya sampai takjub mendengarkannya. Waduh, udah bisa nyaingin Indonesia neh, sama-sama ‘halus n berbakat’ sekali maennya (lebih bagus sih gak, gak iklas lah saya.. he..he..). Ato, jangan-jangan, sebenernya mereka ini udah ng-top? Kelas professional? Cuman sayanya aja kali yang gak tau..
Sekedar alesan untuk membela diri.. he..he..
Hal ini masih berlanjut keesokan harinya. Saya jalan-jalan ke salah satu mall yang berada di ujung pelabuhan kapal. Konsep mall-nya asik juga, karena disertai hawa angin laut yang segar. Tiba-tiba mata saya tertuju pada amphitheater terbuka yang ada di mall tersebut. They had a show.. orchestral performance. Saya buru-buru mengambil tempat duduk di amphitheater tersebut, dan langsung menikmati suguhan orkestra yang membawakan lagu-lagu instrumental cina. Jadi rupanya konsepnya adalah orkestra dengan alat musik gesek, tiup, dan xylofon (semacem marimba dan vibraphone) tradisional china.. dipadu dengan bass betot (contra bass) dan timpani, serta juga harpa..
Walhasil suara yang dihasilkan benar-benar mistis.. saya sampai terbengong-bengong dan takjub. Waduh, di Indonesia jarang nih ada yang beginian. Kalo pun ada, paling mendekati sepertinya cuman Nusantara Orchestra. Tapi itu pun juga cuman 1-2 pieces aja yang berbau tradisional Indonesia (terutama lagu-lagu aransemen dari alm. Yazeed Djamin). Sisanya ya nomor-nomor klasik barat yang udah biasa beredar di pasaran. Walah, mosok Indonesia yang jelas-jelas lebih banyak budaya tradisionalnya jadi kalah dalam hal beginian? Saya jadi emosi neh.. he..he..
Berhubung di negara itu pas lagi saya dateng ada program yang namanya ”Art Festival”, makanya saya coba untuk melihat skedul event-nya.. event yang mungkin saya tidak bisa menikmatinya karena sudah keburu pulang ke Jakarta.. kan duit udah menipis dan untuk mencegah dibunuh oleh rekan-rekan kantor yang ketimpa pekerjaan saya.. he..he.. Skedul event-nya pun unik. Ada penampilan orkestra untuk lagu-lagu ”Lord of The Rings”, melibatkan paduan suara anak-anak dan orkestra yang besar. Juga banyak pertunjukkan balet, opera (bahkan katanya Turandot karya dari Puccini bakalan dipentaskan disitu juga) dan juga teater-teater musikal atau realis..
Indonesia, tepatnya Jakarta, sebenernya juga gak kalah. Kita punya pagelaran Jazz.. 2 kali setaon malah, kelas internasional, terus pertunjukkan-pertunjukkan seni di TIM pun juga cukup banyak, mulai dari teater, musik, bahkan tari-tarian (style barat ato style tradisional). Hanya saja, kenapa kita gak bisa seperti negara itu? Yang mengiklankan ”Art Festival”-nya sampe ke luar negaranya? Bahkan sepupu saya aja yang saya ajak nonton orkestra Cina itu sempet ngomong, ”Di Indonesia mana ada yang beginian?” Saya jadi bengong.. weleh-weleh, dia tau gak sih bahwa kita punya Nusantara ato Twilite Orkestra? Yang juga suka memaenkan nomor-nomor unik (walo gak banyak) yang bernuansa musik lokal Indonesia?
So I guess, it’s not the matter of talents.. but it’s the matter of how you do the marketing of the talents..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(29)
-
▼
Juni
(8)
- VACATION (8): TERNYATA UNTUK HAL ITU PUN.. KITA MA...
- VACATION (7): SEBENARNYA INDONESIA LEBIH BAGUS, TA...
- VACATION (6): BIAR BANYAK YANG GAK MINAT JADI MILI...
- VACATION (5): PUBLIC TRANSPORTATION IN THAT COUNTR...
- VACATION (4): BOOKS & READING..
- VACATION (3): CAN’T TALK IN A FOREIGN LANGUAGE? JU...
- VACATION (2): WANNA HAVE A BEST RESULT? LEAVE YOUR...
- VACATION (1): PRIDE & PREJUDICE..
-
▼
Juni
(8)
About me..
- The Heart is A Lonely Hunter
- I've been passing time watching trains go by.. All of my life, lying on the sand watching seabirds fly.. wishing there would be, someone's waiting home for me..
1 komentar:
Hi, you just sent a message thru a site. Unfortunately I can't reply and you didn't leave an email address, but you gave me a blog address, so here I am.
This is my email address :
aleesha555@gmail.com
I actually already attached it in my profile
Posting Komentar