Senin, 16 Juni 2008

VACATION (7): SEBENARNYA INDONESIA LEBIH BAGUS, TAPI KOK KENAPA..

When we’ve decided to tour around the city (of that country) on our vacation, we have defined some amusement places or heritages to be visited. Diantaranya adalah kawasan-kawasan etnis, gedung-gedung bersejarah, dan tempat duduk-duduk yang asik untuk melihat pemandangan di kawasan kota. Sebenarnya saya ingin menambahkan museum dalam daftar. Cuman, karena sepupu saya yang hobi dugem dan Ibu saya yang anti ilmiah itu menolak untuk ikutan dalam visit museum, maka saya pun dengan rela hati meng-out-kan-nya dari list saya..

Tapi, setelah saya liat-liat.. ah.. kayaknya masih bagusan Indonesia deh..

Misalnya nih ya.. kawasan pecinannya. Ya, sama aja kayak daerah Hayam Wuruk sampe ke Mangga Dua. Malah sepertinya gak ada yang bisa ngalahin keindahan klenteng di Petak 9 yang kalo pas imlek berwarna ng-jreng itu. Pasar Glodok juga rasanya gak bisa disaingin sama pasar kawasan pecinan di negara itu. Tapi, kalo boleh menambahkan, yang hebatnya negara itu bisa menjaga keindahan gedung-gedung tua di kawasan pecinan dengan sangat baik. Gak ada cat-cat yang terkelupas, atau suasana kotor dan kumal.. and when I thought about Glodok, kalo ingat-ingat bangunan tua-nya.. sepertinya malah cocok untuk syuting-syuting film Horror.. saking kumalnya.. he..he..

Diujung kawasan pecinan, terdapat Kuil Hindu-nya orang-orang Tamil. Rame-rame para turis berfoto disitu dan masuk ke dalam. Yang paling menarik dari kuil itu adalah, gapura-nya terdapat atap yang dihiasi patung-patung dewa-dewa Hindu ratusan buah, kecil-kecil, sehingga terbentuk seperti pohon cemara dalam ukuran besar. Yang menyedihkan adalah.. di Medan (Oh, Medan, hopefully my manager has a good intention to send me again for a business trip there on this year, he..he..). Di Medan, ada juga kuil Hindu di Kampung Keling.. dan.. juauh lebih buagus dan besar! But, saya sadar, dibandingkan ke Medan, turis-turis asing itu jelas lebih rela untuk mengeluarkan duit dateng ke negara tersebut dong..

Tapi mungkin kalo untuk kawasan India-nya.. wah.. rasanya belum ada yang bisa mengalahkan negara itu. Soalnya bandingan saya cuman Pasar Baru dan Mayestik aja sih. Dikedua kawasan itu banyak orang India-nya. Selebihnya, saya gak tau. Jadi, buat mereka yang tau ada Kawasan India di Jakarta selain 2 tempat itu, please inform me. Di negara itu, kawasan India-nya punya department store yang buka 24 jam. Dan jual segala macem barang! Saya sampe takjub. Coklat-coklat yang gak ada di Indonesia, bahkan DVD-DVD film-film klasik Hollywood (taon 40-50-an) dan 2 novel klasik (karangan Henry Fielding dan George Elliot) juga saya dapatkan disitu dengan harga murah..

Juga ketika ada slogan dari suatu wahana, ”Come and see the wonderful city light of this country from here..,” saya jadi mo tertawa. Soalnya, kalo dibandingin sama Sudirman, city light di negara itu jelas gak ada apa-apanya. Jauh lebih metropolis Jakarta.. itu pun juga belum digabung sama Kuningan, Thamrin.. wah.. kalah deh.. Tapi jangan tanya soal kerapihan taman dan tata kota-nya ya. Kalo itu Jakarta terpaksa mesti gigit jari, since that I feel there are no enough trees to cover the street of Jakarta nowadays. Beda banget sama di sono yang pohonnya masih rimbun-rimbun, tertata rapih, padahal di daerah Metropolis pula..

Juga pas saya diajak oleh sepupu saya untuk makan di kawasan yg namanya Si-Ke (disingkat). Konsepnya di tepi sungai, dan romantis. Memang bener sih, pas dilihat, it was so wonderful. Dan tiba-tiba saya teringat kepada Batavia Gading City di kawasan Kelapa Gading. Hmm.. sepertinya (lagi-lagi) kawasan ini masih kalah deh. Apalagi kalo ke Bandar Jakarta di Ancol sono, wah, udah makin gak ada apa-apa-nya yang namanya Si-Ke ini. Cuman, kalo di Jakarta, mikir ke Batavia Gading ato Bandar Jakarta, udah keok duluan, mbayangin transport-nya udah capek duluan (yang paling easy cuman pake mobil pribadi, kalo pake umum.. waduh.. no commento).

Gedung-gedung bersejarah di negara itu juga terawat rapih sekali. Saya sampai takjub. Ada satu kawasan, yang jembatannya bener-bener antik, kuno, dan juga gedung-gedung-nya (diantaranya hotel dan kafe) yang bersih, rapih, seperti sudah dipugar, tapi masih tidak meninggalkan kesan kuno-nya. Sementara di Jakarta? Cuman bisa dihitung 1-2 aja. Seperti di kawasan kota, gedung-gedung tua di pelosok-pelosok jalan kecil (muat 2 mobil) sudah hancur lebur. Di negara itu? Gak ada yang seperti yang saya lukiskan. Apalagi kalo inget Semarang, tambah mo nangis lagi. Banyak gedung-gedung antik tidak terawat. Mungkin Medan dalam hal ini masih sedikit lebih baik dari Jakarta, walaupun gedung antiknya tidak sebanyak Jakarta..

Terus terang, saya sangat betah di negara itu, karena keteraturan, kebersihan dan kerapihannya. Saya baru menyadari hal itu setelah sering berjalan-jalan dengan subway (yang kadang-kadang melintas di atas Jembatan karena bumi ini kan bulat) atau bus. Saya langsung jatuh cinta melihat suasana pemandangan tata kota di negara itu.. mungkin karena saya BT dengan Jakarta yang gak rapih, pohon-pohon banyak ditebang, jalanan banyak yang berlubang, belum lagi cat-cat grafitti (ulah pemuda yang tidak bertanggung jawab) yang sering mengotori dinding pagar gedung publik..

Maybe Jakarta still has a lot of things to be taken care of (e.g. criminal and economical problems), therefore they don’t have enough time to maintain its city scenery, heritages and cultural things..

Tidak ada komentar:

About me..

Foto saya
I've been passing time watching trains go by.. All of my life, lying on the sand watching seabirds fly.. wishing there would be, someone's waiting home for me..