Terakhir ketika saya mengunjungi Singapore di tahun 2008, Universal Studio Singapore (USS) belum beroperasi, dan sepertinya masih dalam tahap pembangunan di kawasan Sentosa Island. Maka kali ini, walau pun saya tidak terlalu berminat terhadap wahana permainan seperti ini (you have to know saya ini bukan termasuk advonturir traveller, dan lebih akrab dengan indoor activity, seperti shopping gitu misalnya, hehehe), istri saya membujuk saya untuk ke USS dengan alasan, “Mosok ya kita udah sampe ke Singapore tapi belum nengok USS sih?” Ya bener juga, harus ada bukti penjejakan kaki kita lah minimal di situ.
Dengan merogoh kocek SGD72 per orang (peak season, hari Sabtu/Minggu, atau hari-hari libur nasional serta liburan sekolah), dan melakukan perjalanan via MRT ke Vivo City serta menyebrang dengan sky train dari Vivo City ke Sentosa Island, sampai juga kami di USS. Perolehan tiketnya pun juga dengan agak penuh perjuangan. Masalahnya, ketika hari Kamis, hari pertama saya ada di Singapore, saya mengunjungi Tourist Information Centre (TIC) di kawasan Orchard, dengan maksud untuk membeli tiket USS (ada brosur di depan TIC, “We’re selling USS ticket”). Petugas TIC tersebut menerangkan bahwa tiket USS sudah sold out sejak 1 bulan yang lalu! Bahkan TIC juga yakin saya tidak akan mendapatkan kesempatan untuk membeli tiket langsung di tiket box di sana (sudah habis).
Hari itu juga saya hubungi istri saya di Jakarta tentang kondisi tadi, dan dia tetap nekat membeli tiket USS online di salah satu travel di Jakarta. Ternyata, tiket masih available, dan istri saya sempat setengah bingung, “Masih ada tuh, beneran dibilang abis di sana?” Dan yang lebih bingungnya lagi, ketika saya sampai di USS hari Sabtu itu jam 11.00, tiket box tetap dibuka dan tiket available untuk dijual. Lah, bagaimana sih TIC ini? Katanya sold out? Ya sudah lah, yang penting tiket tetap ada, dan kami bisa masuk ke USS.
USS terbagi dalam beberapa kawasan, yakni kawasan New York di tahun 1950-an, kawasan robotic science and outer space, kawasan fairy tale land yang dipopulerkan oleh film ‘Shrek’, kawasan Mesir Kuno yang dipopulerkan oleh film ‘The Mummy dan diakhiri dengan kawasan safari Afrika yang dipopulerkan oleh film ‘Madagaskar’. Luas area USS sebenarnya terbilang kecil dibandingkan dengan Dunia Fantasi misalnya, termasuk jumlah dan jenis wahana permainan yang ditawarkan. Namun, karena USS berbicara mengenai ‘Hollywood’ style, maka USS ya jauh lebih dahsyat ‘impresi’-nya ketimbang Dunia Fantasi.
Kami hanya sempat mencoba 3 wahana saja dari sekitar.. 10 wahana yang ditawarkan di sana. Tepatnya 2 sih, karena yang 1 lagi hanya saya yang mencoba, dan istri saya menolak untuk ikut karena takut mengalami mabuk darat (jet-coaster dalam fast speeding memang cukup berisiko menimbulkan feeling mabuk darat). Seharusnya sih dalam waktu kunjungan sekitar 5 jam (11.00-16.00), seluruh wahana dapat kami rasakan. Namun, karena peak season, dan jumlah pengunjung membludak seperti antrian Naik Haji (lebay dikit bole lah, hehehe), maka untuk merasakan 1 wahana yang berlangsung sekitar 5-15 menit saja, kami harus antri sekitar 40 menit hingga 1 jam! Resto-resto yang ada di dalam USS pun juga hampir seluruhnya menawarkan menu standar, sekitar fast food tentunya. Harganya? Ya sudah pasti sedikit agak mahal bila dibandingkan dengan yang ada di mall lainnya atau di tengah kota.
Tentu saja, preferensi masing-masing individu tentunya berbeda. Bagi saya, cukup sekali saja saya mengunjungi USS ini. Yang terpenting, saya sudah pernah datang dan melihat sendiri seperti apa USS itu. Kalau pun lain kali saya berkunjung lagi ke Singapore, sudah tentu saya akan dengan senang hati men-‘skip’ untuk menengok USS, kecuali bila anak saya memohon-mohon kepada saya agar menemaninya ke sana (dan saya yakin dia akan lebih senang pergi tanpa saya, karena saya ini orangnya ributan kalau pergi-pergi ke tempat yang saya kurang begitu sukai, hehehe).
Pak Bakrie, jadi gak sih membangun Universal Studio di Jakarta?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(9)
-
▼
Februari
(8)
- Singapore on CNY 2011 (8): Bunuh Diri demi.. Brand...
- Singapore on CNY 2011 (7): Singapore.. Indonesia c...
- Singapore on CNY 2011 (6): Berbicara dan Bergerak ...
- Singapore on CNY 2011 (5): Hunting Buku, CD dan DV...
- Singapore on CNY 2011 (4): Universal Studio? Just...
- Singapore on CNY 2011 (3): Mustafa ya Mustafa..
- Singapore on CNY 2011 (2): CNY di Singapore Sepi? ...
- Singapore on CNY 2011 (1): Bekerja demi Sesuap Nas...
-
▼
Februari
(8)
About me..
- The Heart is A Lonely Hunter
- I've been passing time watching trains go by.. All of my life, lying on the sand watching seabirds fly.. wishing there would be, someone's waiting home for me..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar