Jumat, 11 Februari 2011

Singapore on CNY 2011 (1): Bekerja demi Sesuap Nasi, eh, Sesuap Cuti..

Saya memang sudah meniatkan untuk pergi ke Singapore pada tahun ini, entah bagaimana caranya dan kapan terealisasinya. Kebetulan, saya kan baru menikah di tahun 2009 (belum sampai dua tahun, jadi masih terbilang baru lah, sebagai tambahan, kondisi onderdil-onderdil penting dalam pernikahan juga masih terbilang anyar.. hehehe), dan istri saya juga belum pernah sama sekali ‘menjajal paspor’, yah, marilah kita pergi di tahun 2011 ini.

Karena level pekerjaan saya, lagi-lagi, masih termasuk dalam kasta budak dan pesuruh, hehehe, tiket penerbangan dan penginapan termurah adalah salah satu kondisi yang ‘is a must’ untuk dipenuhi. Yah, tentunya nggak backpaking-backpaking amat sih, tapi juga nggak akan mungkin yang four star-four star gitu lah. Jadinya, booking dilakukan dari jauh-jauh hari sebelumnya (Desember 2009), dengan tujuan untuk mendapatkan harga transportasi dan akomodasi yang murah. Dan, entah bagaimana awal ceritanya, saya dan istri saya tiba-tiba terinspirasi untuk berada di Singapore pada hari pertama Chinesse New Year (CNY) 2011 hingga empat hari ke depannya.

Setelah semua di-booking dan rencana mulai akan diwujudkan, halangan demi halangan pun bermunculan. Cuti yang sudah saya rencanakan pada Jumat (hari kejepit setelah CNY) dan Senin setelahnya mendapatkan ‘ancaman’. Semula saya ambil cuti itu dengan kondisi bahwa saya sedang ‘tidak terlibat dalam proyek audit apa pun’. Namun, cobaan memang selalu ada dari Yang Maha Kuasa, hehehe, tiba-tiba saja proyek audit 1 yang saya ikuti di-reskedul sehingga pada hari Jumat kejepit itu saya seharusnya tetap ada di kantor dan menyelesaikan report proyek audit 1. Ndilalah, seperti tidak mau kalah, proyek audit 2 yang semula akan diawali pada hari Rabu, dimajukan pada hari Senin! Walhasil dua hari yang saya berencana akan cuti itu menjadi bukan merupakan jadwal ‘kosong’ lagi bagi pekerjaan saya.

Hungry people can make a revolution. Itu lah yang terjadi di Rusia dan Prancis. Kekuatan kaum kelas bawah Rusia yang kelaparan pun menjadi sasaran empuk bagi revolusi Kaum Komunis untuk membunuh anggota monarki kerajaan Tsar Rusia sekaligus merebut kekuasaan pemerintahan, juga di Prancis, di mana rakyat mendukung Kaum Republik untuk membunuh anggota monarki kerajaan sekaligus merebut kekuasaan pemerintahan. Dan saya, yang benar-benar kelaparan akan cuti, juga langsung beringas. Menghadap manager proyek audit 1 dan 2, dengan mental nekat dan membaja. Manager 1 masih berkilah, “Tapi Adhi lho yang harus bikin laporan proyek audit 1, kok malah cuti?” Saya pun langsung melotot, “Lho, tapi kan saya tidak tahu bahwa jadwal akan dimundurkan? Itu kan bukan salah saya! Tiket sudah dipesan! Tapi saya janji akan menyelesaikan laporannya sebelum saya cuti.” Sementara itu manajer proyek 2 juga mulai mengeluarkan kuda-kuda, “Lah? Mau kemana? Kan awal audit? Kok malah cuti?” Jawaban yang sama kembali saya ulangi, “Meneketehe kalo jadwal dimajukan yaw?”

Dan seperti Kaum Komunis Rusia mau pun Kaum Republik di Prancis, saya berhasil pula merebut kekuasaan! Meraih cuti 2 hari! Dengan perjuangan yang bersimbah darah dan air mata walau pun hanya 2 hari saja loh! Kebayang.. 2 hari sajaaaaaaaa.. Bagaimana kalau 2 minggu full ya? Hehehe..

Ujian tidak berhenti sampai disitu. Ternyata eh ternyata, sekarang gantian istri yang tidak bisa cuti. TIDAK BISA! Bayangkan, sudah berimajinasi akan pergi berdua-dua dengan istri (dan meninggalkan anak yang masih 6 bulan, gak papa, belum terlalu sadar ini, hihihihi), tiba-tiba terancam batal! Cuti liburan ini adalah pemicu uji kesabaran saya terhadap eksistensi wanita karir! Hehehe. Saya malah sempat memerintahkan dia untuk resign, jadi tidak perlu disulitkan oleh jadwal-jadwal kerjaan dalam mempertimbangkan cuti, dan terutama untuk bisa lebih konsen dalam mengurusi saya tentunya supaya saya tidak kusam dan lapuk secara mendadak, hihihihi. Maklum, istri saya ini sedang tertimpa job yang tidak enak, ditambah mungkin kompetensi dan integritas dari beberapa atasan dan bawahannya yang memang tidak setara dengannya membuat baik klien mau pun middle superior-nya jadi berberat hati untuk mengizinkannya cuti 2 hari. Izin hanya diberikan untuk 1 hari saja.

Setelah bertengkar secara online (lebih asik, pake BBM dan YM, jadi tidak tampak secara nyata, sepertinya kan rukun-rukun saja, di depan umum.. padahal ya boo.. hehehe), dan melakukan utak-atik untuk rescheduling jadwal cuti, akhirnya demi menjaga kerukunan dan stabilitas rumah tangga, diputuskan bahwa saya akan pergi sendiri di hari Kamis on CNY 2011 itu, dan istri akan menyusul pada hari Jumat malam. Dan, sepertinya, ujian tidak pernah lepas dari kehidupan kami, hehehe, Jumat malam itu, karena (lagi-lagi) istri saya tidak bisa ‘cabut’ cepat dan harus bekerja hingga jam terakhir, ditambah dengan kemacetan di Jakarta yang edan-edanan, akhirnya istri saya missed the flight of 18.55, menghanguskan tiket Air Asia miliknya, dan kembali membeli tiket GIA ke Singapore of 20.30. Itu pun ditambah dengan masuk angin yang berat dari Istri saya karena keanginan naik ojek ke Bandara di Jakarta yang jalanannya muacet uedan dan disambut dengan AC Changi jam 23.30 Singapore yang dingin dan membeku.

Biasanya sih kalo awalnya penuh perjuangan, akhirnya pasti membahagiakan.. Benarkah begitu? Simak catatan-catatan kami berikutnya.. hehehe..

Tidak ada komentar:

About me..

Foto saya
I've been passing time watching trains go by.. All of my life, lying on the sand watching seabirds fly.. wishing there would be, someone's waiting home for me..